
Pati, IDNPost.id – Aksi demonstrasi besar-besaran mengguncang Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu (13/8/2025). Ribuan warga memadati Alun-alun Pati untuk menuntut mundurnya Bupati Sudewo, buntut dari kebijakan kontroversial menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.
Aksi damai yang dimulai sejak pagi berubah ricuh. Massa yang marah melempari Bupati Sudewo dengan sandal dan botol air mineral saat ia muncul di hadapan pendemo dari atas mobil taktis Brimob.
"Saya mohon maaf sebesar-besarnya, saya akan berbuat lebih baik," ujar Sudewo singkat sebelum kembali masuk ke mobil karena situasi semakin tak terkendali.
Kerusuhan Pecah, Puluhan Terluka, Diduga Ada Korban Jiwa
Gas air mata ditembakkan ke arah massa untuk membubarkan kerumunan. Kepanikan pun terjadi. Tangisan anak-anak terdengar di pemukiman warga akibat dampak gas air mata yang meluas ke lingkungan tempat tinggal.
Laporan sementara mencatat sedikitnya 33 orang luka-luka, termasuk Kapolsek Kota Pati yang mengalami cedera kepala. Tiga orang, termasuk dua remaja dan seorang jurnalis lokal, sempat dikabarkan meninggal dunia.
Kerusuhan Pecah, Puluhan Terluka, Diduga Ada Korban Jiwa
Gas air mata ditembakkan ke arah massa untuk membubarkan kerumunan. Kepanikan pun terjadi. Tangisan anak-anak terdengar di pemukiman warga akibat dampak gas air mata yang meluas ke lingkungan tempat tinggal.
Laporan sementara mencatat sedikitnya 33 orang luka-luka, termasuk Kapolsek Kota Pati yang mengalami cedera kepala. Tiga orang, termasuk dua remaja dan seorang jurnalis lokal, sempat dikabarkan meninggal dunia.
Namun hingga berita ini diturunkan, pihak rumah sakit dan kepolisian belum mengonfirmasi informasi tersebut secara resmi.
RSUD RAA Soewondo Pati memastikan seluruh korban luka hanya mengalami cedera ringan. Sementara kabar soal wartawan meninggal dibantah media tempatnya bekerja. “Kondisi Lilik Yuliantoro stabil. Hanya sempat lemas karena gas air mata,” ujar perwakilan Tuturpedia.com.
Mobil Polisi Dibakar, Gerbang Pendopo Nyaris Roboh
Situasi sempat memanas hingga massa membakar mobil provos milik Polres Grobogan. Gerbang Pendopo Kabupaten Pati pun hampir ambruk akibat amukan warga. Kaca-kaca kantor pemerintahan pecah, dan sejumlah aparat keamanan tumbang terkena gas air mata.
Aksi ini menyisakan duka dan trauma, terutama bagi anak-anak dan warga sekitar alun-alun. Banyak yang harus dievakuasi karena tidak tahan dengan paparan gas air mata.
DPRD Gerak Cepat, Bentuk Pansus Pemakzulan Bupati
Di tengah kekacauan, DPRD Kabupaten Pati langsung menggelar rapat paripurna. Hasilnya: pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket untuk memproses pemakzulan Bupati Sudewo.
Ketua DPRD Pati, Ali Badrudi, menyebut kebijakan Sudewo telah menimbulkan keresahan publik. Tak hanya soal PBB-P2, deretan alasan pemakzulan meliputi:
Sudewo: Saya Tidak Akan Mundur
Didesak mundur, Sudewo tetap bergeming. Kepada awak media, ia menegaskan tidak akan menyerah pada tekanan massa.
"Saya dipilih secara konstitusional dan demokratis. Tidak bisa berhenti begitu saja. Semua ada mekanismenya," tegasnya.
Ia juga membantah adanya korban jiwa akibat demonstrasi. “Sudah saya cek ke rumah sakit dan dinas kesehatan. Tidak ada korban tewas,” ujarnya.
Namun, ia tetap menyampaikan permintaan maaf dan menyebut peristiwa ini sebagai pembelajaran. "Saya sadar masih banyak kekurangan. Ke depan saya akan perbaiki semuanya," kata Sudewo.
Suasana Kini Kondusif, Tapi Tekanan Belum Usai
Usai kerusuhan, Pemkab Pati menyebut situasi sudah kembali kondusif. Namun, tekanan politik belum berhenti. Pansus DPRD tetap berjalan dan publik masih menanti langkah berikutnya dari Sudewo.
“Ini pembelajaran bersama. Kabupaten Pati milik kita semua, jangan sampai terprovokasi,” tutup Bupati.
RSUD RAA Soewondo Pati memastikan seluruh korban luka hanya mengalami cedera ringan. Sementara kabar soal wartawan meninggal dibantah media tempatnya bekerja. “Kondisi Lilik Yuliantoro stabil. Hanya sempat lemas karena gas air mata,” ujar perwakilan Tuturpedia.com.
Mobil Polisi Dibakar, Gerbang Pendopo Nyaris Roboh
Situasi sempat memanas hingga massa membakar mobil provos milik Polres Grobogan. Gerbang Pendopo Kabupaten Pati pun hampir ambruk akibat amukan warga. Kaca-kaca kantor pemerintahan pecah, dan sejumlah aparat keamanan tumbang terkena gas air mata.
Aksi ini menyisakan duka dan trauma, terutama bagi anak-anak dan warga sekitar alun-alun. Banyak yang harus dievakuasi karena tidak tahan dengan paparan gas air mata.
DPRD Gerak Cepat, Bentuk Pansus Pemakzulan Bupati
Di tengah kekacauan, DPRD Kabupaten Pati langsung menggelar rapat paripurna. Hasilnya: pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket untuk memproses pemakzulan Bupati Sudewo.
Ketua DPRD Pati, Ali Badrudi, menyebut kebijakan Sudewo telah menimbulkan keresahan publik. Tak hanya soal PBB-P2, deretan alasan pemakzulan meliputi:
- Polemik pengangkatan direktur RSUD Soewondo
- Pergeseran anggaran 2025
- Dugaan pelanggaran sumpah jabatan
Sudewo: Saya Tidak Akan Mundur
Didesak mundur, Sudewo tetap bergeming. Kepada awak media, ia menegaskan tidak akan menyerah pada tekanan massa.
"Saya dipilih secara konstitusional dan demokratis. Tidak bisa berhenti begitu saja. Semua ada mekanismenya," tegasnya.
Ia juga membantah adanya korban jiwa akibat demonstrasi. “Sudah saya cek ke rumah sakit dan dinas kesehatan. Tidak ada korban tewas,” ujarnya.
Namun, ia tetap menyampaikan permintaan maaf dan menyebut peristiwa ini sebagai pembelajaran. "Saya sadar masih banyak kekurangan. Ke depan saya akan perbaiki semuanya," kata Sudewo.
Suasana Kini Kondusif, Tapi Tekanan Belum Usai
Usai kerusuhan, Pemkab Pati menyebut situasi sudah kembali kondusif. Namun, tekanan politik belum berhenti. Pansus DPRD tetap berjalan dan publik masih menanti langkah berikutnya dari Sudewo.
“Ini pembelajaran bersama. Kabupaten Pati milik kita semua, jangan sampai terprovokasi,” tutup Bupati.