GfAoBUY0Gpz7TSWlTpClTfAoGY==
00 month 0000

Headline:

GEMALAKI Desak kapolda Sumut, Mengusut Tuntas Kasus Sabung Ayam Yang Melibatkan Anggota DPRD Asahan

Anggota DPRD kabupaten Asahan, beliau menjadi fasilitator perjudian sabung ayam.

IDN Post - Medan,
Gerakan mahasiswa melawan oligarki (GEMALAKI) melakukan aksi unjuk rasa JILID 2 didepan mapolda Sumatera Utara pada hari Rabu, 28 Mei 2025.

Sekelompok mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa yang tergabung dari Gerakan Mahasiswa Melawan Oligarki (GEMALAKI) mendesak kepada Kapolda sumut tidak tinggal diam atau tutup mata dengan adanya perbuatan keji dari salah satu Anggota DPRD kabupaten Asahan, beliau menjadi fasilitator perjudian sabung ayam. 

Yang mana Anggota DPRD tersebut telah menyediakan tempat perjudian itu dan telah di tahan tetapi beberapa waktu kasus tersebut di tangguhkan. 

Ada Apa Dengan Polres Asahan Apakah Kasus Ini Akan Mangkrak Secara Tidak Jelas

Dalam orasi nya Rizky Dhani Munthe menyampaikan "Kasus ini bukan kasus yang baru, bahkan sudah berjalan berbulan-bulan dan anggota DPRD Asahan tersebut masih bebas dan tenang, sama-sama kita ketahui bersama setiap orang yang memberi tempat atau peluang untuk melakukan perjudian itu bisa terkena pasal pidana dan hukuman sesuai aturan yang ada, tapi sekarang kita lihat kasus ini hilang, redup atau senyap. Ujar nya

Hasri muda maruli sebagai koordinator aksi juga mengatakan bahwa polres Asahan tutup mata, dan mungkin kami menduga berat adanya upeti yang di beri untuk polres Asahan agar kasus ini di tangguhkan.

Hasri jugak mengatakan ini adalah masalah yang serius bukan tidak sedikit banyak nya kasus di polres Asahan yang beredar apakah ini akan terjadi seperti kasus-kasus yang berlalu. Ujar nya.

Dalam aksi jilid 2 kami ini kami di tanggapi seperti tidak serius hanya jawaban normatif dari pihak polda sumut, kami menganggap bahwasanya aksi kami yang kedua sama hal nya dengan aksi pertama. Artinya polda sumut jugak tutup mata akan hal ini "ujar Ganda Riski Siregar sebagai ketua aliansi".

Tambah Ganda, kami berpikir tidak ada lagi polri untuk masyarakat tapi polri untuk oligarki dan orang-orang yang ber uang, karena banyak kasus-kasus besar yang terjerat adalah polri bahkan dengan jabatan jabatan besar di kepolisian Republik Indonesia.

Akhir dari tanggapan yang di katakan oleh pihak poldasu pada aksi tersebut mereka mengatakan akan kembali mempelajari dan mengkonfirmasi ke atasan, kemudian surat aksi kami harus masuk wasidik. 

Padahal kita ketahui bersama surat masuk pemberitahuan 3 hari sebelum aksi tapi selalu pihak polda sumut menanggapi dengan mengatakan ingin di pelajari terlebih dahulu, artinya kami menganggap polda sumut malas membaca dan tidak peduli terhadap rakyat nya, ujar Ganda dan tambahan dari Hasri.

Maka kami Dari (GEMALAKI) Gerakan mahasiswa melawan oligarki menuntut keras permasalahan dan permainan permainan yang di lakukan oleh oknum-oknum yang terlibat, karena kami akan terus menggelar aksi sampai kasus anggota DPRD Asahan tersebut selesai.
Daftar Isi
Formulir
Tautan berhasil disalin